Kamis, 24 Februari 2011

Ketemu Idola

Saat itu sekolahku tidak beraktifitas sebagaimana mestinya selama satu minggu karena murid kelas 3 menjalani UAN. Para guru menghimbau agar murid-muridnya belajar di rumah masing-masing. Guru yang mengajar di kelasku pun membanjiri tugas-tugas yang harus diselesaikan setelah liburan usai meskipun ada saja tugas yang tak bisa aku kerjakan sendiri.
Selama beberapa hari aku di rumah untuk menyesaikan tugas sekolah di samping yang lain-lain, muncullah rasa bosan dan malas. Rasanya ingin segera masuk sekolah dan bertemu dengan teman-teman dan guru. Aku rindu dengan suasana sekolah terutama keluarga besar kelas XII IPA 3 yang gila dan gokil banget.
Akhirnya aku memutuskan pergi ke tempat kostnya Kakak di Malang. Di sana dia sedang menyelesaikan skripsinya di Universitas Negeri Malang. Saat itu orang tua mengabariku kalau beliau juga ada di sana. Aku tambah semangat untuk segera ke Malang. Di sana aku tak merasa bosan lagi karena bisa berkumpul bersama-sama dengan keluarga yang jarang sekali aku rasakan akhir-akhir ini.
Setelah kangen-kangenan dengan keluarga, aku dan kakak jalan-jalan ke sekitar tempat kost sambil mencari makanan untuk kami berempat. Di tengah perjalanan saya melihat spanduk yang mengiklankan tentang konser musik TRIAD, yaitu band favoritku yang akan digelar hari itu juga. Hatiku terasa sumringah karena kesempatan untuk melihat langsung perform sang idola begitu langka.
Sesampainya di kost aku langsung mengisi perut dengan lahapnya. Kemudian aku minta izin kepada orang tua agar mengizinkan aku melihat konser band TRIAD. Namun keinginanku terganjal oleh Ibu yang tak boleh mengizinkan aku karena Ibu menghawatirkanku. Ibu tidak tega dengan aku yang belum mengerti seluk beluk kota malang. Ibu takut kalau aku terjadi apa-apa.
Setelah selesai sholat magrib aku kemudian berpamitan kepada orang tua untuk melihat konser musik TRIAD. Meski dari raut wajah Ibu yang terlihat tidak memberi izin kepadaku, namun aku tetap nekat saja untuk pergi ke aula Dome Universitas Muhammadiyah Malang tempat berlangsungnya konser tersebut.
Sesampainya disana aku menuju parkir motor. tiba-tiba aku dikejutkan oleh seorang ladies/sales rokok sponsor dari acara tersebut. diajak ngobrollah dengannya sambil menawarkan rokok kepadaku. Dia mengatakan boleh masuk ke aula dengan syarat membeli satu pack rokok seharga 5 ribu rupiah.Aku pun lalu membelinya dan langsung menuju ke aula, tetapi aku dan penonton yang lainnya harus diperiksa oleh polisi terlebih dahulu demi keamanan dan suksesnya konser band pentolan Ahmad Dhani.
Di dalam aula ternyata masih sepi dan aku mencari tempat duduk. Begitu lama sekali aku menunggu konser itu yang tidak sesuai dengan reklame kalau konser gratis dan dilaksanakan jam 19.00. Aku sangat bosan saat itu meski sebelum acara puncak sudah dihibur beberapa band indie.Sekitar jam 21.00 akhirnya sang idola naik panggung juga. Disaat itu pula aku di telepon oleh Bapak namu aku tak menghiraukannya. Aku izin kepada Bapak kalau jam 9 malam sudah kembali ke kost lagi karena gerbang kost sudah di kunci pada jam itu pula.

bersambung....

Selengkapnya...

Senin, 21 Februari 2011

Sir Alex Ferguson


Sir Alex Ferguson, manajer sepakbola terkemuka, lahir Alexander dan Elizabeth pada tanggal 31 Desember 1941 di Glasgow, Skotlandia. Ia menikah Cathy dan mereka memiliki tiga putra, Markus dan kembar, Darren dan Jason. Dari anak-anaknya, hanya Darren telah mengikuti profesi ayahnya dan merupakan pengelola Peterborough United FC.Dia berhasil tim nasional sepak bola Skotlandia untuk periode singkat pada tahun 1986 sebelum ia pindah ke Aberdeen Football Club.
Antara 1957 dan 1974, Sir Alex Ferguson menghabiskan karir bermain dengan Queen's Park FC (1957-1960), St Johnstone FC (1960-1964), Dunfermline Athletic FC (1964-67), Rangers FC (1967-1969), FC Karawang (1969-1973) dan Ayr United FC (1973-1974). Menjadi striker berbakat, dia membantu para Orang Suci 'untuk memenangkan Skotlandia Divisi Pertama 1962-1963 dan Bairns untuk mengamankan Skotlandia Pertama Divisi 1969-1970. Pada akhir musim 1973-74, Sir Alex Ferguson menyelesaikan tugas sebagai pemain mencetak 167 gol dalam 327 penampilan bahwa dia dibuat untuk berbagai klub.


Pada usia 32, Sir Alex Ferguson memulai karir manajemen sebagai pekerjaan paruh-waktu pada bulan Juni 1974 dengan Stirlingshire Timur FC. Barulah ketika ia pindah ke FC St.Mirren, bahwa ia memulai karir manajemen penuh-waktu. Dengan dia sebagai pelatih, tim Saints 'memenangkan Skotlandia Pertama Divisi 1976-1977. Selama tinggal di St.Mirren, Sir Alex Ferguson melatih tim dan melihat talenta muda seperti Billy Stark, Tony Fitzpatrick, Lex Richardson, Frank McGarvey, Bobby Reid dan Peter Weir.


Pada bulan Juni 1978, ketika ia bergabung dengan Aberdeen Football Club (FC), ia masih muda dari beberapa pemain senior tim. Sir Alex Ferguson mendapatkan rasa hormat dan kepercayaan dari pemain timnya hanya setelah menang 5-0 don melawan tim lawan pada hari terakhir dari liga Skotlandia yang musim (1979-1980). Menjadi disiplin dengan keterampilan manajerial brilian, ia membantu 'don untuk menjadi runner-up Piala Liga Skotlandia dalam 2 musim, 1978-80, dan merebut gelar Premier Skotlandia Divisi (1979-1980). Bakat membangun tim yang luar biasa dari Sir Alex Ferguson membantu 'tim untuk mengambil Uni Asosiasi Sepak Bola Eropa (UEFA) Cup Winners' para don Piala di 1982-83 dan aman UEFA Super Cup di 1983-1984. Dengan bimbingan-nya, Aberdeen FC dalam kantong Asosiasi Sepakbola Skotlandia (SFA) Piala selama 3 musim berturut-turut, 1981-84 dan juga selama 1985-1986. Setelah pelatihan efisien, sang don 'dilakukan dengan baik untuk mengambil gelar Premier Skotlandia Divisi untuk 2 musim berturut-turut, 1983-85 dan Piala Liga Skotlandia 1985-1986.


Pada tanggal 6 November 1986, Sir Alex Ferguson mengambil sebagai manajer Manchester United. Setelah kekecewaan beberapa awal dari pemain, dia kembali dengan keras saat timnya memenangkan Piala Liga selama 1991-1992 dan Liga Premier pada 1992-93. team-building-Nya taktik, dengan membawa-in bakat dari tim lain untuk skuad Red Devils 'menunjukkan hasil yang luar biasa. Sir Alex Ferguson bekerja dengan pemain berbakat seperti Dwight Yorke, Ryan Giggs, Teddy Sheringham, Paul Scholes dan Ole Gunnar Solskjaer dan memenangkan Piala FA yang berkesan Final melawan Newcastle United (2-0) pada 1998-99. Pada musim itu, skuad The Red Devils juga kantong UEFA Liga Champions dan Piala Intercontinental. Di bawah pembinaan efisien Sir Alex Ferguson, Manchester United memenangkan Liga Premier (10 kali), Piala FA (5 kali), Piala Liga dua kali, FA Charity / Community Shield (8 kali), UEFA Champions League dua kali, UEFA Cup Winners 'Cup dan UEFA Super Cup sekali masing-masing.


Pada tahun 1983, Sir Alex Ferguson mendapat kehormatan pada tahun 1983 dengan Officer Orde dari Kerajaan Inggris (OBE), atas jasanya pada sepak bola. Ia menerima Komandan Orde dari Kerajaan Inggris (CBE) pada tahun 1995 dan Knight Bachelor pada tahun 1999. Sebagai pengakuan untuk prestasi dengan Manchester United FC, Sir Alex Ferguson dinobatkan ke dalam bahasa Inggris Football Hall of Fame pada tahun 2002.


Menjadi manajer liga yang paling sukses, Sir Alex Ferguson menjadi Asosiasi Sepakbola (FA) Premier League Manager of the Year, 8 kali (1993-1994, 1995-1997, 1998-2000, 2002-03, 2006-08). Pada tahun 1996, ia menerima Penulis Sepakbola 'Association (FWA) Tribute Award untuk sukses dengan The Red Devils' tim. Dengan memenangkan FA Premier League Manager Bulan, 21 kali, Sir Alex Ferguson menjadi satu-satunya manajer dalam sejarah sepak bola Inggris telah dicapai seperti suatu prestasi. Ia menerima Asosiasi Manajer Liga (LMA) Manager of the Year pada tahun 1998-99, 2007-08 dan LMA Manager Dekade untuk 1990-an. Ketika Setan Merah 'berjalan pergi dengan UEFA Champions League di 1998-99, pelatih tim, Sir Alex Ferguson dianugerahi Liga Champions UEFA Manager of the Year untuk musim itu.


Untuk kontribusi terpuji kepada permainan sepakbola, Sir Alex Ferguson menerima sejumlah penghargaan pada tahun 1999, termasuk, BBC Sports Personality of the Year Award Coach, BBC Olahraga Kepribadian Penghargaan Tim Tahun, World Soccer Magazine Coach of the Year, Mussabini Medali, Federasi Internasional Sejarah Sepakbola & Statistik (IFFHS) Club Coach of the Year dan Onze d'Or Coach of the Year. Sir Alex Ferguson berunding Laureus World Award Olahraga untuk Tim Tahun (2000) dan BBC Sports Personality of the Year Award Lifetime Achievement tahun 2001.


Tahun 2007 merupakan tahun yang sukses lain bagi manajer memenangkan Manchester United FC, Sir Alex Ferguson, yang kemudian mengklaim Majalah World Soccer Coach of the Year, yang Pesepakbola Profesional Asosiasi Merit Award dan Onze D'Or Pelatih Tahun.
Selengkapnya...

Lampau Kelabu

Sejak kecil aku ditemani dengan suasana keluarga yang kurang harmonis. Aku dengan kakak hampir setiap pekan bahkan tak jarang juga setiap hari selalu mendengar pertengkaran diantara kedua orang tua kami. Masalah yang diperdebatkan pun sebenarnya tak terlalu rumit. Dan itu masih bisa diselesaikan dengan baik-baik. Hanya saja pemikiran ibu tak sama dengan bapak yang mampu berpikir dinamis.

Semua pasti menginginkan keluarga yang sakinah. mawadah, warohmah. Begitu pula dengan harapan kami, tetapi kenyataannya demikian. Kami sangat bosan dengan kondisi ini terutama kakak. Dia mungkin lebih tahu apa yang dipermasalahkan bapak dan ibu ketika bertengkar. Saat itu aku duduk di bangku SD tepatnya di SDN 3 Pancasari sedangkan kakak masih SMP. Meski aku belum tahu apa-apa tapi aku bisa merasakan betul apa yang terjadi di keluargaku ini.
Suatu malam, aku asik-asiknya bermain di dalam rumah ketika kakak sedang belajar. Tak lama kemudian terdengar percekcokan dari dalam kamar orang tua kami. Kejadian itu berlangsung lama sampai keluar dari kamar dan terlihat secara langsung di depan anak-anaknya. Aku tetap saja nyantai dan melanjutkan permainanku. Tiba-tiba terdengar suara keras yang bersumber dari meja belajar kakakku. Seketika bapak dan ibu terdiam melihat kakak yang kesal kemudian masuk ke kamar sehingga mengakhiri belajarnya.

Rentetan permasalahan masih saja terjadi di keluarga kami. Saat itu kakak sudah lulus SMP. Dia melanjutkan sekolahnya di SMAN 1 Kediri dan tinggal bersama Bibinya. Sedangkan aku masih kelas 4 SD. Makin hari aku bertambah usia dan bertambah pula pola pikirku. Perlahan-lahan aku bisa memahami apa penyebab dari ketidakharmonisan keluargaku saat ini. Namun aku hanya bisa terdiam dan tak sanggup berbuat apa-apa.

Ketika mendekati Ujian Nasional SD, aku mempunyai angan-angan untuk meninggalkan rumah dan melanjutkan sekolah keluar kampung halaman. Sempat ada keinginan untuk mondok saat itu. Aku sampai berpikir demikian karena tidak kuat lagi terus-menerus merasakan suasana yang tak kunjung mereda. Dan pada akhirnya, keinginanku tak sampai karena tak mendapat restu oleh ibuku tercinta.

Selenjutnya aku melanjutkan pendidikan di sekolah yang sama dengan kakak dulu yaitu SMPN 2 Sukasada. Hari-hariku sebagian kuhabiskan bersama teman-teman untuk menuntut ilmu di sana.

Tepat bulan Agustus, saat aku masih kelas 7, di rumah terjadi pertengkaran hebat antara bapak dan ibu. Tak tau apa yang dipermasalahkan. Aku yang baru tiba dari sekolah sudah disuguhi pertengkaran yang berlangsung hingga larut malam. Dan puncaknya, aku memutuskan kabur dari rumah sekitar pukul 2.00 dini hari. Aku yang sudah geram mengalahkan suasana malam yang seram lalu lari tak tau kemana arah dan tujuannya. Terpenting aku bisa bebas dari semua ini walau untuk sementara saja.

Kusandarkan tubuhku di pohon yang rindang. Kutenangkan bathin dan jiwaku. Seketika itu, terasa perasaanku yang tak enak. Nuraniku teringat ibu. Yaaa, aku berhutang budi padanya. Aku tak ingin terjadi apa-apa dengan ibu karena sekarang Bapak mulai menggunakan kekerasan fisik. Kemudian aku memutuskan untuk pulang. Namun sesampainya di rumah aku tidak langsung masuk. Aku merebahkan badanku di teras samping rumah sambil menangis dan tertidur di sana.
Tak lama kemudian aku dibangunkan oleh seseorang. Ternyata yang membangunkanku adalah ibu. Sontak aku memeluknya erat-erat dan tak ingin ku lepas dari pengkuannya. Hatiku terasa adem melihat ibu baik-baik saja. Lalu ibu menyuruhku masuk ke kamar ketika bapak sedang mencariku di luar sana.

Setelah peristiwa itu, orang tuaku jarang lagi terlihat cek-cok di depanku, tapi tak tau di belakangnya. Aku juga masih punya keinginan untuk pergi dari rumah. Dan pada akhirnya keinginanku terwujud. Aku diperbolehkan untuk melanjutkan sekolahku di luar Bali setelah lulus SMP.

Inilah salah satu mengapa alasanku ingin jauh dari orang tua. Aku lelah dengan kondisi di rumah. Namun aku juga punya harapan yang besar agar keluargaku bisa menjadi keluarga yang harmonis, yang sakinah mawadah warohmah sesuai dengan tujuan awal dari berumah tangga. Amieen.
Selengkapnya...

About Me

Foto saya
Malang, Jawa Timur, Indonesia

QUOTATION

Hidup adalah tak seperti yang pernah
Kita bayangkan dan kita impikan

Terkadang ada indah dan juga menyakitkan

SO....

Hadapi dengan senyuman
Semua yang terjadi biar terjadi
Hadapi dengan tenang jiwa
Semua kan baik-baik saja

(ABB&D19)

Plurk

TRANSLATOR

Rohman's Blog

free counters

F r o m

TOTAL

Provided by SEO company.
Rohman Balaboners Milanisti United | Template by - Abdul Munir - 2008 - layout4all