Senin, 21 Februari 2011

Lampau Kelabu

Sejak kecil aku ditemani dengan suasana keluarga yang kurang harmonis. Aku dengan kakak hampir setiap pekan bahkan tak jarang juga setiap hari selalu mendengar pertengkaran diantara kedua orang tua kami. Masalah yang diperdebatkan pun sebenarnya tak terlalu rumit. Dan itu masih bisa diselesaikan dengan baik-baik. Hanya saja pemikiran ibu tak sama dengan bapak yang mampu berpikir dinamis.

Semua pasti menginginkan keluarga yang sakinah. mawadah, warohmah. Begitu pula dengan harapan kami, tetapi kenyataannya demikian. Kami sangat bosan dengan kondisi ini terutama kakak. Dia mungkin lebih tahu apa yang dipermasalahkan bapak dan ibu ketika bertengkar. Saat itu aku duduk di bangku SD tepatnya di SDN 3 Pancasari sedangkan kakak masih SMP. Meski aku belum tahu apa-apa tapi aku bisa merasakan betul apa yang terjadi di keluargaku ini.
Suatu malam, aku asik-asiknya bermain di dalam rumah ketika kakak sedang belajar. Tak lama kemudian terdengar percekcokan dari dalam kamar orang tua kami. Kejadian itu berlangsung lama sampai keluar dari kamar dan terlihat secara langsung di depan anak-anaknya. Aku tetap saja nyantai dan melanjutkan permainanku. Tiba-tiba terdengar suara keras yang bersumber dari meja belajar kakakku. Seketika bapak dan ibu terdiam melihat kakak yang kesal kemudian masuk ke kamar sehingga mengakhiri belajarnya.

Rentetan permasalahan masih saja terjadi di keluarga kami. Saat itu kakak sudah lulus SMP. Dia melanjutkan sekolahnya di SMAN 1 Kediri dan tinggal bersama Bibinya. Sedangkan aku masih kelas 4 SD. Makin hari aku bertambah usia dan bertambah pula pola pikirku. Perlahan-lahan aku bisa memahami apa penyebab dari ketidakharmonisan keluargaku saat ini. Namun aku hanya bisa terdiam dan tak sanggup berbuat apa-apa.

Ketika mendekati Ujian Nasional SD, aku mempunyai angan-angan untuk meninggalkan rumah dan melanjutkan sekolah keluar kampung halaman. Sempat ada keinginan untuk mondok saat itu. Aku sampai berpikir demikian karena tidak kuat lagi terus-menerus merasakan suasana yang tak kunjung mereda. Dan pada akhirnya, keinginanku tak sampai karena tak mendapat restu oleh ibuku tercinta.

Selenjutnya aku melanjutkan pendidikan di sekolah yang sama dengan kakak dulu yaitu SMPN 2 Sukasada. Hari-hariku sebagian kuhabiskan bersama teman-teman untuk menuntut ilmu di sana.

Tepat bulan Agustus, saat aku masih kelas 7, di rumah terjadi pertengkaran hebat antara bapak dan ibu. Tak tau apa yang dipermasalahkan. Aku yang baru tiba dari sekolah sudah disuguhi pertengkaran yang berlangsung hingga larut malam. Dan puncaknya, aku memutuskan kabur dari rumah sekitar pukul 2.00 dini hari. Aku yang sudah geram mengalahkan suasana malam yang seram lalu lari tak tau kemana arah dan tujuannya. Terpenting aku bisa bebas dari semua ini walau untuk sementara saja.

Kusandarkan tubuhku di pohon yang rindang. Kutenangkan bathin dan jiwaku. Seketika itu, terasa perasaanku yang tak enak. Nuraniku teringat ibu. Yaaa, aku berhutang budi padanya. Aku tak ingin terjadi apa-apa dengan ibu karena sekarang Bapak mulai menggunakan kekerasan fisik. Kemudian aku memutuskan untuk pulang. Namun sesampainya di rumah aku tidak langsung masuk. Aku merebahkan badanku di teras samping rumah sambil menangis dan tertidur di sana.
Tak lama kemudian aku dibangunkan oleh seseorang. Ternyata yang membangunkanku adalah ibu. Sontak aku memeluknya erat-erat dan tak ingin ku lepas dari pengkuannya. Hatiku terasa adem melihat ibu baik-baik saja. Lalu ibu menyuruhku masuk ke kamar ketika bapak sedang mencariku di luar sana.

Setelah peristiwa itu, orang tuaku jarang lagi terlihat cek-cok di depanku, tapi tak tau di belakangnya. Aku juga masih punya keinginan untuk pergi dari rumah. Dan pada akhirnya keinginanku terwujud. Aku diperbolehkan untuk melanjutkan sekolahku di luar Bali setelah lulus SMP.

Inilah salah satu mengapa alasanku ingin jauh dari orang tua. Aku lelah dengan kondisi di rumah. Namun aku juga punya harapan yang besar agar keluargaku bisa menjadi keluarga yang harmonis, yang sakinah mawadah warohmah sesuai dengan tujuan awal dari berumah tangga. Amieen.

0 komentar:

About Me

Foto saya
Malang, Jawa Timur, Indonesia

QUOTATION

Hidup adalah tak seperti yang pernah
Kita bayangkan dan kita impikan

Terkadang ada indah dan juga menyakitkan

SO....

Hadapi dengan senyuman
Semua yang terjadi biar terjadi
Hadapi dengan tenang jiwa
Semua kan baik-baik saja

(ABB&D19)

Plurk

TRANSLATOR

Rohman's Blog

free counters

F r o m

TOTAL

Provided by SEO company.
Rohman Balaboners Milanisti United | Template by - Abdul Munir - 2008 - layout4all